SAJAK PALSU
Dikutip oleh : Ahmad fikri aiman
Dikutip oleh : Ahmad fikri aiman
Selamat pagi pak,
selamat pagi bu, ucap anak sekolah
dengan sapaan palsu.
Lalu merekapun belajar
sejarah palsu dari
buku-buku palsu. Di akhir sekolah
mereka terperangah
melihat hamparan nilai mereka
yang palsu. Karena tak
cukup nilai, maka berdatanganlah
mereka ke rumah-rumah
bapak dan ibu guru
untuk menyerahkan
amplop berisi perhatian
dan rasa hormat palsu.
Sambil tersipu palsu
dan membuat
tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru
dan bu guru terima juga
amplop itu sambil berjanji palsu
untuk mengubah
nilai-nilai palsu dengan
nilai-nilai palsu yang
baru. Masa sekolah
demi masa sekolah
berlalu, merekapun lahir
sebagai ekonom-ekonom
palsu, ahli hukum palsu,
ahli pertanian palsu,
insinyur palsu.
Sebagian menjadi guru,
ilmuwan
atau seniman palsu.
Dengan gairah tinggi
mereka menghambur
ke tengah pembangunan palsu
dengan ekonomi palsu
sebagai panglima
palsu. Mereka saksikan
ramainya perniagaan
palsu dengan ekspor
dan impor palsu yang
mengirim dan mendatangkan
berbagai barang
kelontong kualitas palsu.
Dan bank-bank palsu
dengan giat menawarkan bonus
dan hadiah-hadiah palsu
tapi diam-diam meminjam juga
pinjaman dengan ijin
dan surat palsu kepada bank negeri
yang dijaga
pejabat-pejabat palsu. Masyarakatpun berniaga
dengan uang palsu yang
dijamin devisa palsu. Maka
uang-uang asing
menggertak dengan kurs palsu
sehingga semua
blingsatan dan terperosok krisis
yang meruntuhkan
pemerintahan palsu ke dalam
nasib buruk palsu. Lalu
orang-orang palsu
meneriakkan kegembiraan
palsu dan mendebatkan
gagasan-gagasan palsu
di tengah seminar
dan dialog-dialog palsu
menyambut tibanya
demokrasi palsu yang
berkibar-kibar begitu nyaring
dan palsu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar